Detail Berita

08 Desember 2023

Gugur dalam Fit and Proper Test, Kursi Dirut Woori Finance Masih Kosong

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi Direktur Utama PT Woori Finance Indonesia Tbk (WFI) hingga kini masih kosong. Rhee Heon Joo, yang diangkat sebagai direktur utama pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 27 Juni 2023 lalu dinyatakan tidak lolos fit and proper test (FPT) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Manajemen Woori Finance Indonesia menjelaskan hingga kini masih belum ada keputusan terkait rencana mengisi posisi top manajemen yang kosong tersebut. Manajemen masih menunggu keputusan dari pemegang saham pengendali, yakni Woori Card. 


Sebelumnya multifinance yang tercatat sebagai Batavia Prosperindo Finance Indonesia (BPFI) ini diakuisisi oleh  Woori Card Co. Ltd dan menjadi pemegang saham pengendali (PSP) pada 2022 lalu. 

Pada Oktober 2022 pemegang saham mengangkat Seo Hyeok Jin sebagai dirut, namun kemudian mengundurkan diri pada Januari 2023. 

Selanjutnya, Perseroan mengangkat Chief Financial Officer (CFO), Rhee Heon Joo sebagai CEO yang baru, pada RUPS Juni 2023. Rhee Heon Joo kemudian dinyatakan tidak lolos fit and propert test dari OJK pada November 2023. 

Manajemen Woori Finance Indonesia juga mengatakan belum ada keputusan terkait rencana mengisi posisi top manajemen yang kosong tersebut.

"Manajemen masih menunggu keputusan dari pemegang saham pengendali, Woori Card," ujar manajemen Woori Finance Indonesia dalam keterangan resmi, Jumat (8/12).

Pihak manajemen Woori Finance juga mengungkapkan kekhawatirannya karena banyak investor di pasar yang mempertanyakan stabilitas manajemen perusahaan. 

Harapannya kekosongan ini dapat segera terisi, karena hal ini dinilai penting demi menjaga stabilitas kinerja Perseroan sekaligus menjaga kepercayaan investor, termasuk dari perusahaan keuangan asal Korea Selatan yang berminat investasi di Indonesia. 

Jika dilihat dari kinerjanya, sejak diakuisisi Woori Card, multifinance ini mencatatkan performa bisnis yang positif. Hingga September 2023, total asetnya mencapai Rp 1,68 triliun, atau tumbuh 128,1% year on year (YoY). Sedangkan dari sisi laba mengalami lonjakan 158% menjadi Rp 64 miliar.