KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Piutang pembiayaan multifinance tercatat tumbuh melambat per Agustus 2025.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan industri multifinance sebesar Rp 405,79 triliun per Agustus 2025 atau hanya tumbuh sebesar 1,26% secara Year on Year (YoY).
Meski terus melambat, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan piutang pembiayaan multifinance masih bisa tumbuh positif hingga akhir 2025.
"Ya, paling positifnya juga tipis-tipis sebesar 0,1%," ucap Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno kepada Kontan, Jumat (17/10/2025).
Suwandi menjelaskan perlambatan pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance tak terlepas dari masih tertekannya daya beli masyarakat dan lesunya penjualan segmen otomotif.
"Sekarang, daya belinya masih belum meningkat dan penjualan otomotif juga masih minus secara Year on Year (YoY)," kata Suwandi.
Senada dengan APPI, OJK juga memproyeksikan piutang pembiayaan multifinance masih akan tumbuh positif hingga akhir tahun ini.
"Industri multifinance diperkirakan akan tetap tumbuh positif hingga akhir 2025, meskipun terdapat risiko akan bias ke bawah dari proyeksi awal," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman dalam lembar jawaban RDK OJK, Senin (13/10/2025).
Asal tahu saja, pada awal tahun ini, OJK memproyeksikan pertumbuhan piutang pembiayaan industri multifinance berada di level 8% hingga 10% pada 2025. Untuk mencapai pertumbuhan yang positif hingga akhir 2025, Agusman mendorong perusahaan multifinance untuk meningkatkan piutang pembiayaan yang lebih besar ke depannya.
Jika ditelaah berdasarkan data OJK, piutang pembiayaan multifinance terus menunjukkan perlambatan pada tahun ini. Misalnya saja, piutang pembiayaan multifinance posisi Januari 2025, tumbuh sebesar 6,04% secara YoY dengan nilai Rp 504,33 triliun.
Angka pertumbuhannya melambat per Februari 2025 yang tercatat sebesar 5,92% YoY dengan nilai Rp 507,02 triliun. Selanjutnya, per Maret 2025 tercatat tumbuh 4,60% YoY dengan nilai Rp 510,97 triliun, kemudian tumbuh sebesar 3,67% YoY dengan nilai Rp 504,18 triliun per April 2025.
Setelah itu, hanya tumbuh 2,83% YoY per Mei 2025 dengan nilai Rp 504,58 triliun, lalu pertumbuhannya per Juni 2025 hanya sebesar 1,96% YoY dengan nilai Rp 501,83 triliun, selanjutnya pertumbuhan hanya mencapai 1,79% secara YoY dengan nilai sebesar Rp 502,95 triliun per Juli 2025.