Detail Berita

03 Desember 2025

APPI Sebut Oknum Penghasut Untuk Tak Bayar Angsuran Ancam Industri Pembiayaan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyebut tindakan dari oknum yang mengajak debitur untuk tidak melakukan pembayaran angsuran dan intimidasi terhadap perusahaan pembiayaan menjadi tantangan besar bagi industri.

"Kami harus bisa meyakinkan semua pihak untuk benar-benar memerangi tindak kejahatan yang dilakukan terkait oknum tertentu. Sudah, jangan diganggu, kami berbisnis itu semuanya benar, kasihan juga nasabah-nasabah yang bagus," ungkap Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (3/12/2025).


Oleh karena itu, Suwandi menekankan pentingnya kesadaran diri dari masyarakat untuk disiplin dan tetap membayar angsuran sesuai ketentuan. 


Selain itu, Suwandi menerangkan tantangan lainnya masih terkait literasi dan edukasi terhadap masyarakat secara luas. Dia mengatakan masyarakat perlu memahami jual-beli kendaraan yang benar harus berstatus lunas apabila menggunakan pembiayaan dari multifinance, dengan bukti ada Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). 

"Jangan beli dari pihak lain hanya dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) saja. Masyarakat memang bisa memiliki kendaraan, tetapi belum tentu akan hidup tenang apabila kendaraan itu belum lunas dan masih menunggak cicilan, karena bisa saja dikejar-kejar sama debt collector nanti," kata Suwandi.

Terkait proyeksi tahun depan, Suwandi menerangkan pihaknya masih melihat kondisi hingga akhir tahun ini. Dia bilang masih terlalu dini untuk menyampaikan proyeksi. 

"Kami juga mesti melihat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan. Saya belum berani menyampaikan dahulu, kami masih lihat, mungkin pada awal tahun depan," ucap Suwandi.

Hingga September 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan perusahaan multifinance mencapai Rp 507,14 triliun. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan nilai piutang pembiayaan per September 2025 tumbuh 1,07% secara tahunan.


Jika ditelaah, pertumbuhan September 2025 terbilang melambat, jika dibandingkan posisi Agustus 2025. Adapun per Agustus 2025 tumbuh 1,26% secara tahunan dengan nilai Rp 505,59 triliun.

Agusman menerangkan profil risiko pembiayaan tetap terjaga, yang mana Non Performing Financing (NPF) net tercatat sebesar 0,84% per September 2025. Adapun angka tersebut membaik dari pencapaian bulan sebelumnya yang sebesar 0,85%.

Dia menambahkan Non Performing Financing (NPF) gross perusahaan pembiayaan per September 2025 sebesar 2,47%. Angka itu terbilang membaik, jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang mencapai 2,51%.

Sementara itu, angka gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat stabil sebesar 2,17 kali per September 2025. Adapun angkanya sama dengan posisi Agustus 2025 yang sebesar 2,17 kali. (*)